Sabtu, 23 Juli 2011

Scorpio keren ne..jadi motorcross

Modif Yamaha Scorpio, Menjelma Jadi YZF 450 Banget!

Kalau diajak ngobrol soal supermoto, dr. Rudy Cahyono ini begitu antusias dan semangat banget. Semua hal berbau supermoto hafal di luar kepala. Gak heran jika Rudy ini menjadi admin sekaligus pengelola website yang mengupas tentang supermoto. Yakni http://www.supermotoindonesia.com/.

Untuk melambangkan kecintaannya terhadap supermoto, dia rombak habis Yamaha Scorpio kendaraan sehari-harinya. Konsepnya keukeh meniru model Yamaha YZF-450 Supermoto.

"Selain memang suka dengan tampang YZF-450, juga menyesuaikan basis motor yang saya miliki. Biar konsep modifikasinya tidak melenceng dan mereknya sesuai, yakni Yamaha," bilang anggota ABRI berpangkat Kapten Laut ini.

Dominasi pengerjaan memang terjadi di sektor rangka. Untuk mendapatkan wheelbase alias jarak sumbu roda seperti pada YZF-450 yang berukuran 147 cm ini, Rudy melakukan perkawinan dua rangka. Yakni, rangka bawaan Scorpio dengan milik YZF-450 orisinal.

"Rangka asli YZF-450 terbitan tahun 2004 ini hasil perburuan saya pada beberapa gerai dan penjual atribut motor SE di Indonesia," tambahnya.

Rudy memperkosa habis-habisan rangka asli Scorpio. Pria berkacamata minus ini hanya menyisakan down tube alias rangka bagian bawah. Kebetulan di bagian ini juga terdapat nomor rangka, sekalian saja biar tidak menyalahi aturan down tube ini dipertahankan. "Selanjutnya down tube digabung rangka YZ. Hasilnya semua ukuran yang diinginkan langsung didapat dari hasil penggabungan dua rangka ini," bebernya.

Dengan demikian sudut rake langsung berubah menjadi 27º. Dan untuk jarak mesin bawah dengan tanah diperoleh angka 30 cm. Setelah dipasang pelek 17 inci dan dibalut ban Continental 120/70-17 untuk depan dan 180/55-17 sektor belakang seat height yang diinginkan yakni 90 cm bisa tercapai.
Rudy banyak mengalami dilema saat pemasangan swing arm. Pria tinggal di komplek AL, Kenjeran, Surabaya ini sebenarnya sudah mengaplikasi arm milik YZ-450 SE. Padahal Rudy akan memasang pelek belakang yang memiliki lebar 5 inci. Tentu tidak akan muat jika dipaksakan mengakomodir pelek itu.

Keputusan berani langsung diambil. Arm ini dipaksa agar bisa lebih renggang. "Caranya dengan dipanaskan las. Saat dalam kondisi panas inilah direnggang sedikit demi sedikit hingga memiliki lebar seperti yang diinginkan. Ini merupakan pengerjaan trial and error," bilangnya terus terang.

Pada saat finishing, Rudy juga ikut menambahkan motif yang meniru YZF limited edition dengan corak dan grafis didominasi warna kuning. Alhasil emang mirip, Bro!

Upgrade Mesin

Karena bodi sudah berat, performa mesin perlu dinaikkan kapasitasnya. Tidak tanggung, mesin Scorpio yang berkapasitas 223 cc ini langsung dibore up hingga naik sampai 360 cc. Rudy sudah menjejalkan piston mobil milik Honda Accord Maestro. 

Lalu untuk saluran buang, sudah dibuatkan leher knalpot baru. “Baru kemudian diakhiri silencer KTM 450," bangga Rudy. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
 Pelek depan: TK 3,50x17
Pelek belakang: TK 5,00x17
Sok depan: Yamaha YZF 250
Sok belakang: Yamaha YZF 250

Yamaha Scorpio, Siap Mematuk Lawan..motor plus juli

Modifikasi Yamaha Scorpio 2005 (Cilacap)

Yamaha Scorpio, Siap Mematuk Lawan


Secara konstruksi, Yamaha Scorpio memiliki beberapa keunggulan agar sesuai dengan keinginan konsumen yang suka dengan konsep power responsif. Contohnya mesin 225 cc torsi kuat dan handling baik dengan rangka berwheelbase pendek.

"Cuma sayangnya bodi masih biasa aja. Kurang bagus untuk nampang. Makanya saya ubah agar siap mematuk. Kan Scorpio berarti kalajengking yang punya buntut bisa mematuk lawan. Maksudnya untuk mematuk lawan di ajang contezt modifikasi," buka Suripto dari Ripto's Custom Bike (RCB), Purwokerto.

Ubahan bodi jadi super penting. Motor milik Bowo yang bekerja di Pertamina, Cilacap, ini dibuat dan disiapkan untuk beradu di ajang contezt. Modifikator beken disapa Ripto ini merangkai pola bodi dengan konsep street ighter ala West Jateng Style alias WJS.

Makanya, modifikator kucil alias kurus kecil ini potong habis sasis belakang. Maksudnya, dipotong dari pangkal dudukan sasis di belakang as lengan ayun. Sebab Ripto membuat konstruksi baru agar buntut lebih pendek dan simpel.

Sasis bagian atas center back bone juga dipangkas. Gantinya, "Memakai pipa 22,5 mm sebagai rangka baru. Fungsinya cuma sebagai dudukan jok depan. Sementara dudukan bawah sengaja digeser rada naik agar tidak terlihat menumpuk antara bodi dan swing arm. Memiliki jarak namun tetap terlihat dinamis," cuap Ripto yang bikin gerai di Jl. Kutaliman, RT 1/2, Kedung Banteng, Purwokerto ini.

Makanya rangka dengan konstruksi baru lebih simpel. Dudukan ujung bodi belakang cuma pakai braket kecil. Olahan bodinya, Ripto mengacu pada aplikasi konsep Bulldog. Berbuntut kecil dengan badan bagian depan besar. Bagian awal olahan bodi fokus pada dimensi tangki.

Untuk urusan bentuk tangki, Ripto hanya mengukur dimensi tempat duduk, dibuat dengan tinggi sekitar 70 cm dari atas tanah. Itu sesuai postur tubuh Bowo yang sedang-sedang saja.

Terlihat besar memang, namun jika ditengok dari atas baru ketahuan kalau dimensi tangki sebenarnya memang kecil. "Sengaja dibuat pipih pada bagian belakang, agar enak dikempit jika dipakai riding. Terlihat besar sebab saya bikin sayap tangki lebar dengan desain menyatu tangki. Namun itu semua knock down, bisa dicopot kok," sebut modifikator yang gak pernah sepi order ini.

Finishing, keseluruhan bodi dikelir candy tone hitam, hijau dan oranye glitter agar memukau juri contezt. Pada bagian ini penggarapan diserahkan ke Upenk dari Jl. Sulawesi No. 16, Cilacap. (motorplus-online.com)

Kaki-Kaki Spesial

Olahan bodi besar tentunya disesuaikan aplikasi roda besar. Untuk bagian ini Ripto comot satu set kaki-kaki dari Suzuki Hayabusa. Lengkap mulai pelek, sokbreker dan peranti pengereman. Minim kendala ditemui, sebab bagian depan cuma ada beberapa penyesuaian saja.

Contohnya dudukan komstir yang perlu diatur ulang. "Juga sok belakang bawaan Hayabusa gak bisa dipasang. Sebab terlalu panjang. Jalan keluarnya pakai sok Scorpio asli. Cuma konstruksi unitrack masih dipakai, sehingga rebound tetap nyaman," yakin Ripto yang mengubah dudukan atas sok belakang dengan pelat 5 mm ini.

Delta box juga serius digarap. Bukan sebagai ornamen pelengkap semata. Desain juga sudah disesuaikan dengan sisi dinamis bentuk bodi yang merupakan gabungan desain menyiku dan lengkungan halus.

Pada bagian bawahnya memiliki lengkung dinamis dengan sambungan antar bodi rapat, sehingga terlihat rapi dan halus. Hebat..

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow 120/70-17
Ban belakang : Pirelli 190/55-17
Swing arm : Hayabusa
Sok depan : Hayabusa
Setang : Top Secret
Knaplot : Yoshimura

mofikasi Scorpio keren dari motor plus bulan Mei

Yamaha Scorpio 2007, Reptil Susah Diprediksi

Spesies binatang reptil memang tergolong unik. Sifatnya diam, susah ditebak perawakannya. Entah jinak atau liar. Persis seperti tunggangan milik Dewa Aditya Prana yang warga Kukusan, Depok, Jawa Barat. Memiliki bodi besar, namun bertampang kalem. Agak susah diprediksi.

Mengusung tema streetfighter, Scorpio ini didukung part yang juga besar. Bisa dengan limbah moge atau customized. Bicara besar sudah tentu kompak nih. Itu karena motor ini juga ditangani builder yang juga berbadan besar. Tentu sudah punya nama besar pula.

"Untuk sok depan pakai punya Aprilia RS 125. Dengan tipe upside down. Selain tampilan pas, juga nyaman ketimbang sok standar," kata Wardoyo dari Gandul 2Wheel Custom (G2C) di Jl. Gandul Krukut Ambara, Cinere, Depok.

Kalau biasanya Wardoyo senang menanggalkan sasis asli untuk motor-motor garapannya, ini kali sasis asli pabrik tetap dipertahankan. "Malah tidak dipotong sama sekali. Hanya ditutup dengan pelat galvanis 0,8 mm.
Modelnya masih sesuai tematis streetfighter. Tapi, lebih lebar karena harus mengimbangi desain tangki yang juga sudah besar," lanjut builder ramah ini. Kondom sasis gaya deltabox ini memang membuat bagian tengah tampil lebih gahar.

Lengan ayun kena rombak juga. Pas-tinya kena sedikit ubahan. Bagian tengah lengan ayun standar dipotong. Dengan tujuan untuk melebarkan lengan ayun. Supaya masuk ban ukuran yang lebih besar.

Begitu juga bentuknya yang tidak luput dari perhatian sang modifikator. Se- perti penambahan ornamen mirip tanduk di bagian atas lengan ayun. Berikut sepatbor yang jadi satu dengan lengan ayun custom. Desain seperti ini memang sudah umum diterapkan pada moge.

Tameng lampu depan sangat tidak diduga tampilannya. "Lampu pakai punya Yamaha Jupiter-Z. Tapi, ya harus dicustom ulang. Sementara batoknya bikin sendiri dari pelat galvanis. Tujuannya supaya lebih beda dari biasanya karena tidak single lamp. Dengan begitu, tampang motor jadi unik dan juga sedikit kalem," yakin Wardoyo.

Pantas dipanggil reptil. (motorplus-online.com)


Penulis : Adib | Teks Editor : Nurfil | Foto : Adib

Modifikasi Scorpio dari Motor Plus

Modif Yamaha Scorpio 2007, Hybrid Coretan Tangan

Desain motor masa depan banyak dijadikan acuan modifikasi. Seperti desain yang diadopsi dari kendaraan di film Transformers. Umumnya memang mengacu ke arah robotik dan bernuansa hi tech atau hybrid.

Pada edisi ini MOTOR Plus kembali menyodorkan galeri modifikasi robotik hasil kreasi modifikator dari berbagai daerah. Lewat ubahan ini mereka menuangkan seluruh ide yang semula hanya khayalan dan akhirnya mampu en skases diwujudkan. Meski basicnya bukan dari motor baru, namun karya mereka patut diapresiasi.

Bengkel modifikasi G2C bisa dibilang sudah terbiasa menggarap motor konsep. Makanya, langsung klop kala Reindra menyodorkan gambar motor konsep IZH Hybrid hasil coretan Igor Chak from Rusia. Pemilik Yamaha Scorpio ini juga minta dibuatkan modifikasi yang enggak pasaran dan kental nuansa besutan masa depan itu.

“Kebetulan sudah lama punya konsep desain yang disodorkan, tapi belum ada customer tertarik. Sampai akhirnya Rendra bawa desain dan kami langsung sepakat,”  sebut Wardoyo, bos G2C yang buka bengkel di Gandul, Cinere, Depok.

Tapi, namanya juga baru coretan tangan alias desain, enggak gampang untuk merealisasikan dalam sosok sebuah motor. “Untungnya mengandalkan pelat, jadi lebih mudah dibentuk meski memiliki sudut ekstrem,” lanjut Wardoyo yang bukan bermakna warung doyong.

Mulai dari desain tangki dan cover bodi samping, seluruhnya dibuat semirip mungkin dengan konsep IZH Hybrid. “Dibentuk mengandalkan pelat 0,8 mm, jadi enggak terlalu berat,” urai Wardoyo.

Untuk memudahkan proses pembuatan bodi sebelum pelat dipotong, terlebih dahulu dibuatkan mal atau pola pakai kertas karton. “Potongan mal karton ini yang membuat bentuk yang diinginkan bisa mirip dan dimensi yang diinginkan juga sesuai Yamaha Scorpio,” jelas builder asli Solo, Jawa Tengah.

Desain paling unik pada motor ini ada pada suspensi depan. Itu lantaran Igor Chak mengambil ide dari motor IZH 1 yang diproduksi 1929. Jadi, modelnya seperti sokbreker depan motor jadul.

Untuk meyerupainya bagian suspensi Scorpio standar ditutup kondom pelat dan diselipkan lampu proyektor pada bagian kanan dan kiri. “Ini yang bikin areal depan motor jadi tampak terlihat lebih lebar,” lanjut Wardoyo yang bongsor ini.

Biar bagian bawah mesin lebih berisi, juga ikut dipasang engine guard dengan desain ciamik. Modelnya hampir menutup bagian bak mesin bawah. "Kalau dilihat sekilas, desain seperti menyatu dengan pemasangan dua buah knalpot," lanjut Wardoyo yang mendesain silencer knalpot berbentuk persegi sesuai model aslinya.
Perbedaan lain dengan konsep IZH terdapat pada suspensi belakang. Kalau desain aslinya dibuat sok ganda, oleh Wardoyo malah diubah jadi model monosok. Namun bodi belakang tetap sama. Yakni, mengandalkan jok tunggal yang memiliki desain futuristik.

Untuk ubahan lampu belakang, Scorpio ini sudah mengandalkan stop lamp milik Yamaha New Jupiter Z. Meski mengandalkan part motor lokal, namun pemasangan yang pas bikin mika lampu jadi terlihat klop dengan bodi belakang.

Fasilitas sistem navigasi modern juga turut dilengkapi pada ubahan Scorpio ini. Dengan memasang monitor GPS Garmin tipe Nuvi yang ditempel di breket setang.

“Konsep aslinya IZH juga sudah dipasangi perangkat semacam GPS. Jadi saya coba membuat fasilitas yang sama,” timpal Reindra yang juga sudah pasang spidometer digital baru kepunyaan Yamaha Byson. (motorplus-online.com)


DATA MODIFIKASI

 Ban depan : Pirelli 120/60-17
Ban belakang : Battlax 140/70-17
Knalpot  : Custom
Pelek belakang : Custom

Jumat, 22 Juli 2011

Tugas Makalah Sistem Ekonomi Indonesia Hambatan Pembangunan



 
ABSTRACT
Not all countries succeeded in their development program, which resulted in a far gap among high-income economic countries and low income economic countries. Indonesia, belonging to lower middle-income economic countries, is still facing serious problems causing development barriers together with other developing countries. This writing wishes to tell the connections between what are said to be the development barriers with Indonesia’s economic development situation. From studying literatures and data of Indonesia’s realistic conditions the writers are affirmed that the development barriers are indeed obstacles to achieve development goals.
Keywords: Economic Development, Economic Growth, Traditional Agriculture, Population Growth, Unemployment, Human Resources, Capital, Inflation 2
DAFTAR ISI
Abstrak ......................................................................................................... 1
Daftar Isi ......................................................................................................... 2
Kata Pengantar ....................................................................................................... 4
Bab I Pendahuluan ............................................................................................. 5
I.1 Latar belakang ................................................................................. 5
I.2 Masalah ........................................................................................... 5
I.3 Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
I.4 Tujuan Makalah .............................................................................. 5
I.5 Hipotesis.......................................................................................... 6
Bab II Landasan Teori......................................................................................... 7
II.1 Teori Pembangunan ........................................................................ 7
II.2 Teori Pendapatan Nasional ............................................................. 8
II.3 Teori Pendapatan Per Kapita........................................................... 8
II.4 Teori Pertanian Tradisional............................................................. 8
II.5 Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran ................................... 9
II.6 Teori Laju Pertumbuhan Penduduk................................................. 9
II.7 Teori FDI dan Lngkaran Setan Kemiskinan ................................... 10
Bab III Pembahasan ............................................................................................. 12
III.1 Pertanian Tradisional ...................................................................... 12
III.2 Kekurangan Modal dan Tenaga Ahli .............................................. 18
III.3 Perkembangan Penduduk Pesat....................................................... 29
III.4 Masalah Menciptakan Kesempatan Kerja dan Pengangguran ........ 34
III.5 Inflasi............................................................................................... 40
Bab IV Kesimpulan dan Saran ............................................................................. 46
IV.1 Kesimpulan ..................................................................................... 44 3
IV.2 Saran................................................................................................ 45
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 48 4
KATA PENGANTAR
.
Puji syukur dan terimakasih kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hambatan Pembangunan” dalam mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia ini dengan waktu yang telah ditentukan.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami lebih lanjut mengenai berbagai hambatan-hambatan pembangunan Indonesia, yaitu pertanian tradisional, pengangguran, jumlah penduduk, Sumber Daya Manusia, modal, dan inflasi.
Terlepas dari semua itu, kami selaku penulis juga adalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dalam pembuatan makalah ini, baik itu dari segi penulisan, pengertian, pembahasan, maupun penyimpulan. Oleh karena itu, kami meminta dukungan dan pengajaran dari Bapak Satrio Budi Adi, S.E., M.Si. selaku dosen dan pembimbing dari mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia berupa kritik dan saran yang membangun.
Depok, 24 April 2008
Penulis 5
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pemerintah masing-masing negara bertanggung jawab meningkatkan pembangunan ekonomi negaranya untuk menjamin tingkat kemakmuran penduduk negara tersebut yang terindikasi dari pendapatan per kapita. Berdasarkan data pendapatan per kapita, ada negara-negara yang tergolong kaya (high-income economies), berpendapatan menengah (middle-income), dan ada yang tergolong berpendapatan rendah (low income economies), di mana terdapat jurang yang cukup besar di antara negara kaya dan negara berpendapatan rendah. Ternyata, tidak semua usaha untuk membangun negara-negara tersebut menciptakan hasil yang diharapkan. Masih banyak negara berkembang yang menghadapi masalah-masalah yang serius dan menimbulkan hambatan untuk berkembang dengan cepat, termasuk negara kita, Indonesia, yang tergolong berpendapatan menengah yang rendah (lower middle-income).
I.2 Masalah
Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara yang makmur, namun sayangnya hal itu tidak terjadi. Sebaliknya, Indonesia mengalami masalah-masalah pembangunan yang serius yang tampak nyata menghalangi upaya pembangunan.
I.3 Identifikasi Masalah 6
Apakah masalah-masalah tersebut benar-benar merupakan hambatan yang memperlambat proses pembangunan dan apa sajakah hubungan sebab-akibat yang ditimbulkannya terhadap perlambatan proses pembangunan.
I.4 Tujuan Makalah
Ada 5 tujuan yang ingin diperoleh dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. untuk mengetahui hubungan pertanian tradisional dengan pembangunan ekonomi Indonesia,
2. untuk mengetahui hubungan pertumbuhan penduduk dengan pembangunan ekonomi Indonesia,
3. untuk mengetahui hubungan tingkat pengangguran dengan pembangunan ekonomi Indonesia,
4. untuk mengetahui hubungan Sumber Daya Manusia dan modal dengan pembangunan ekonomi Indonesia, dan
5. untuk mengetahui hubungan inflasi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

I.5 Hipotesis
Kami berpendapat bahwa rendahnya tingkat pembangunan ekonomi dan tingkat kemakmuran Indonesia disebabkan oleh beberapa hal yaitu masih tradisionalnya pertanian di Indonesia, pertumbuhan penduduk yang pesat, tingkat pengangguran yang tinggi, rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia dan modal yang dimiliki Indonesia, serta tingginya angka inflasi. 7
BAB II
LANDASAN TEORI
II. 1 Teori Pembangunan
Banyak orang mencampuradukkan penggunaan istilah pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi dalam menerangkan perkembangan ekonomi, padahal mereka digunakan dalam konteks yang berbeda. Pertumbuhan adalah tingkat perkembangan suatu negara, yang diindikasikan dengan bertambah banyaknya jumlah produksi barang/jasa dan diukur melalui pertambahan (atau persentase pertambahan) pendapatan nasional riil. Sedangkan istilah pembangunan ekonomi merupakan upaya meningkatkan kemampuan/kebebasan memilih (increasing the ability dan freedom to choice) dengan mengelola pertumbuhan dan perkembangan perekonomian. Sebagian ahli ekonomi mengartikan istilah ini sebagai berikut: economic development is growth plus change (pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan-perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi1). Sementara konsep pertumbuhan telah dijelaskan, perubahan adalah proses menuju kematangan atau kemajuan yang mencakup:
1 Sadono Sukirno, Makroekonomi, (Jakarta, 2004), 415
perubahan sikap hidup,
perubahan kelembagaan, dan
perubahan struktural (produksi , pengeluaran, dan distribusi).

Pembangunan diharapkan menaikkan tingkat kemakmuran dan taraf hidup masyarakat suatu negara. Sebagai indikator untuk menunjukkan tingkat kemakmuran biasa digunakan data pendapatan per kapita. Data pendapatan 8
nasional tidak digunakan karena berbagai negara memiliki jumlah penduduk yang sangat berbeda. Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu waktu tertentu yang nilainya diperoleh dari membagi nilai Pendapatan Nasional Bruto atau Pendapatan Domestik Bruto pada suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dalam menghitung pendapatan per kapita dapat dilakukan penghitungan berdasarkan harga yang berlaku maupun harga tetap. Data pendapatan per kapita menurut harga yang berlaku perlu dihitung untuk memberi gambaran kemampuan rata-rata penduduk membeli barang dan sebagai bahan perbandingan perbedaan tingkat kemakmuran negara. Namun, untuk menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran suatu negara perlu dihitung pendapatan per kapita pada harga tetap.
II.2 Teori Pendapatan Nasional
Y = C + I + G + (X-M)
Di mana : Y = pendapatan nasional
C = household consumption (konsumsi rumah tangga)
I = investasi
G = government spending (pengeluaran pemerintah)
X = menerima “valas” dari luar
M = memberi “valas” ke luar.
II.3 Teori Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita PNB = Pendapatan Nasional Bruto x 100%
Jumlah penduduk
Pendapatan per kapita PDB = Pendapatan Domestik Bruto x 100%
Jumlah penduduk 9
II. 4. Teori Pertanian Tradisional
Kekurangan modal, pengetahuan, infrastruktur pertanian, dan aplikasi teknologi modern menyebabkan produktivitas sektor pertanian sangat rendah dan tingkat pendapatan petani subsisten. Di negara-negara berkembang cara bercocok tanam yang masih tradisional, penggunaan input-input pertanian yang masih meluas, kekurangan infrastruktur pertanian, penggunaan alat-alat pertanian yang sangat sederhana menyebabkan produktivitas di sektor ini masih sangat rendah yang menimbulkan pendapatan yang rendah dan masalah kemiskinan yang masih meluas. Di samping itu, rasio tanah-penduduk yang relatif kecil memperburuk masalah kemiskinan di sektor ini. (Sukirno, 2004: 438-439)
II.5 Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran = number of people unemployed x 100%
(unemployment rate) labor force
Labor force (angkatan kerja) = jumlah orang yang bekerja + jumlah orang yang tidak bekerja
II.6 Teori Laju Pertumbuhan Penduduk
Penduduk merupakan unsur mendasar dalam kehidupan sebuah negara. Jumlah penduduk dalam dunia ini telah bertumbuh dengan pesatnya, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Gill (1983) mengatakan bahwa hal ini dikarenakan adanya revolusi kesehatan yang disokong dengan teknologi yang canggih yang menghasilkan alat-alat kesehatan yang lebih canggih. Alat-alat kesehatan itu digunakan dengan tepat sehingga dapat mengurangi angka kematian. 10
Sementara itu, angka kelahiran tetap, bahkan bertambah karena angka kematian bayi berkurang. Kondisi seperti ini mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang pesat.2
2 Richard T. Gill, Ekonomi Pembangunan Dulu dan Sekarang, (Jakarta: Ghalian Indonesia, 1983), 149
3 Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijaksanaan (Jakarta, 1982), 204-205
Penduduk memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang pesat dapat menjadi peluang dalam pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan banyaknya SDM yang merupakan salah satu dari faktor produksi. Selain itu, penduduk juga merupakan tujuan hasil produksi. Jadi pertumbuhan penduduk yang pesat akan mengakibatkan perluasan pasar barang. Namun di samping itu, pertumbuhan penduduk yang pesat juga bisa menjadi hambatan pembangunan ekonomi, khususnya di negara-negara berkembang. Dalam bukunya, Sadono Sukirno menjabarkan ciri-ciri negara berkembang yang mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi hambatan dalam pembangunan ekonomi suatu negara adalah:3
1 tingkat pengangguran yang berlebihan,
2 tingkat pendapatan per kapita yang rendah,
3 jaringan pengangkutan yang masih belum sempurna,
4 masih tetap terbatasnya dana untuk penanaman modal, dan
5 terdapatnya kekurangan tenaga terdidik dan usahawan.

Jika penduduk bertambah dengan pesat, SDM yang tersedia memang banyak, namun hal ini justru menyulitkan pemerintah di negara berkembang karena umumnya angka kelahiran yang tinggi terutama dipengaruhi oleh orang-orang yang belum mengetahui dampak buruk dari pertambahan penduduk yang pesat. 11
Penduduk yang ada bukanlah penduduk yang produktif karena berasal dari kalangan yang kurang mampu. Oleh karena itu pemerintah harus berjuang untuk menyediakan bahan makanan pokok, pendidikan, serta lapangan pekerjaan yang lebih banyak juga. Untuk menggambarkan dengan sederhana konsep ini, Gill (1983) mengatakan bahwa lebih banyak tangan yang produktif, namun terdapat pula lebih banyak mulut yang harus diberi makan.4
4 Richard T. Gill, op. cit., 16
II.7 Teori FDI dan Lingkaran Setan Kemiskinan
Masalah yang sering melanda negara-negara berkembang adalah kemiskinan, kurangnya sumber modal, dan kualitas SDM yang terbatas. Keterbatasan modal yang melanda negara-negara tersebut berakar dari lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty). Menurut teori ini, kondisi kemiskinan suatu negara merupakan suatu sistem yang berputar atau tersirkulasi dengan teratur. Ada tiga jenis lingkaran setan yang melanda negara-negara berkembang, low demand, low saving, dan kurangnya SDA dan SDM. Dalam teori lingkaran setan kemiskinan, negara yang miskin sulit untuk membentuk modal dan memilki produktivitas yang rendah yang akhirnya berpengaruh terhadap rendahnya pendapatan riil, low saving, low investment, dan low rate of capital formation. Salah satu yang menjadi hambatan pembentukan modal pada negara-negara berkembang adalah sulitnya investasi.
Foreign Direct Investment (FDI) merupakan pemberian pinjaman atau pembelian kepemilikan perusahaan di luar wilayah negaranya sendiri. FDI terjadi manakala bisnis kita melakukan investasi pada fasilitas dan atau memasarkan suatu produksi di luar negeri. FDI tidak lain merupakan investasi langsung di luar negeri. 12
FDI dipilih dalam kondisi profitabilitas melebihi ekspor maupun lisensi. Dalam teori FDI, menentukan flow FDI dan stock FDI adalah suatu keharusan. Sejumlah pengelolaan FDI selama periode tertentu dimaksudkan sebagai flow FDI, sedangkan stock FDI mengarah kepada keseluruhan nilai akumulasi aset-aset yang dimiliki dan diperoleh dari negara tujuan. Selain itu, dipertimbangkan juga arus FDI yang keluar dari negara serta arus FDI yang masuk ke negara. 13
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Pertanian Tradisional
Kondisi Sosial Budaya Petani Indonesia
Kurangnya Pengetahuan Petani
40,73% petani di Indonesia hanya berpendidikan sekolah dasar, sementara 4,62% berpendidikan SLTA dan hanya 0,39% yang berpendidikan akademi/universitas. Kelompok yang termasuk tidak berpendidikan (tidak sekolah) dan tidak tamat SD mencapai 47,33%. Data tersebut menunjukkan rendahnya mutu atau kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh sektor pertanian Indonesia. (Soetrisno, 2006: 4-5)
Kurangnya Pengetahuan Lokal Menyangkut Pertanian
Revolusi Hijau yang diluncurkan pada permulaan 1970-an telah mebuat petani Indonesia melupakan pengetahuan lokal yang menyangkut pertanian dan lebih menggantungkan diri pada paket-paket teknologi pertanian produk industri sehingga menjadi objek permainan harga produk-produk tersebut.
Kurangnya Aplikasi Teknologi Modern
15,1 juta orang atau 76,2% dari jumlah rumah tangga pertanian di Indonesia berusia antara 25-54 sementara 4,2 juta (21,46%) berusia >55. Umur rata-rata petani Indonesia yang cenderung tua sangat berpengaruh terhadap produktivitas sektor pertanian di Indonesia: petani yang berusia tua cenderung sangat konservatif dalam menyikapi perubahan atau inovasi teknologi. Lagipula, petani Indonesia 14
pada umumnya adalah “petani gurem” dan harus mengusahakan pertanian di lingkungan tropis yang penuh risiko seperti banyaknya hama dan tidak menentunya curah hujan, sehingga mereka harus lebih hati-hati dalam menerima inovasi teknologi karena kegagalan berarti penderitaan bagi seluruh keluarga sementara di Indonesia belum terdapat asuransi yang dapat melindungi mereka dari kegagalan. (Soetrisno, 2006: 5)
Tingkat Pendapatan Petani Subsisten; Rasio Tanah-Penduduk Relatif Kecil
Soetrisno (2006) mengungkapkan bahwa dalam sosiologi Barat, terdapat dua konsep petani: peasants dan farmers. Peasants (subsistance farmers) adalah petani yang memiliki lahan sempit dan memanfaatkan sebagian terbesar hasil pertanian yang diperoleh untuk kepentingan mereka sendiri, sementara farmers adalah orang-orang yang hidup dari pertanian dan memanfaatkan sebagian besar hasil pertanian yang diperoleh untuk dijual dan telah akrab dengan pemanfaatan teknologi pertanian modern seperti perbankan. Data di bawah ini menunjukkan bahwa petani Indonesia termasuk peasants atau subsistance farmers.
Di Indonesia, jumlah rumah tangga pertanian didominasi oleh petani yang memunyai luas tanah kurang dari 0,5 ha. (Soetrisno, 2006: 4) Pada 2002, dari 38,4 juta orang miskin di Indonesia, 65,4% di antaranya berasa di pedesaan, dan 53,9% adalah petani. Pada 2003, dari 24,3 juta rumah tangga pertanian yang berbasis lahan, 20,1 juta (82,7%) dapat dikategorikan miskin. Sensus Pertanian 2003 seperti dalam Tabel III.1.1 memberikan gambaran tentang seriusnya masalah kemiskinan dan ketidaksejahteraan petani. Permasalahan kemiskinan di pertanian bertambah serius karena sebagian besar “petani gurem” tersebut berada di Pulau Jawa yang memberi kontribusi >50% terhadap produksi nasional. (Krisnamurthi, 2006) 15
Tabel III.1.1
Perkembangan Rumah Tangga Petani Berdasarkan Sensus Pertanian 2003 1993
2003
Pertambahan
Jumlah Rumah Tangga Pertanian (juta RTP)
20,8
25,4
2,2%/tahun
Jumlah “Petani Gurem” (juta RTP)
10,8
13,7
2,6%/tahun
Porsi “Petani Gurem”
52,7%
56,5%
Porsi “Petani Gurem” di Jawa
69,8%
74,9%







Tugas GOOD GOVERNANCE



INDONESIA di tengah dinamika perkembangan global maupun nasional,
saat ini menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan perhatian serius
semua p1hak. Good Governance atau tata pemerintahan yang balk, merupakan
be gian dari paradigma baru yang berkembang dan memberikan nuansa yang
cukup mewarnai terutama pasca krisis multi dimensi seining dengan tuntutan
era reformasi. Situasi dan, kondisi ini menuntut adanya kepemimpian nasional
masa depan, yang diharapkan marnpu menjawab tantangan bangsa Indonesia
mendatang.
Perkembangan situasi nasional dewasa ini, dicirikan dengan tiga fenomena
yang dihadapi, yaitu :
1) Permasalahan yang semakin kompleks (multi-dimensi);
2) Perubahan yang sedemikian cepat (regulasi, kebijakan, dan aksi-reaksi
rnasyarakat);
3) Ketidakpastian yang relatif tinggi (bencana clam yang silih berganti,
situasi ekonomi yang tak mudah diprediksi, dan perkembangan politik yang "up
and down".
Kesenjangan proses komunikasi politik yang terjadi di Indonesia antara
pemerintah dengan rakyatnya mapun partai yang mewakili rakyat dengan
konstituennya, menjadikan berbagai fenomena permasalahan sulit untuk dipahami
dengan logika awam masyarakat. Seperti :
1) Indonesia kaya-raya potensi sumber daya alam (SDA), mengapa
banyak yang miskin?
2) Anggaran untuk penanggulangan kemiskinan naik drastis dalarn tiga
tahun terakhir ini dari 23 Trilyun (2003, menjadi 51 Trilyun lebih (2007),
mengapa jumlah penduduk miskin justru meningkat dari 35,10Jt (2005)
menjadi 39,05 Juta(2006) atau bertambah 3,9 juta ? Bukankah bila
anggarannya ditambah dengan tujuan untuk menanggulangi kemiskinan
(baca: mengurangi jumlah penduduk miskin) Berikutnya, produksi pertanian
konon surplus meningkat 1,1 juta dan bahkan kita pernah berswasembada
pangan. Mengapa harga beras membumbung tinggi? Mengapa harus
import terus? Semua ini, masyarakat pusing 7 keliling karena tidak
memahami kebijakan nasionalnya. Komunikasi politik ke bawah secara
efektif terjadi, sehingga rakyat hanya mengandalkan informasi dari
berbagai media massa dengan variastif dan terkadang bias berbau
provokatif.
Dalam situasi masyarakat seperti itu (kebingungan informasi), masyarakat
tak tahu apa itu good governance. Sekalipun pemerintah bwrusaha gencar
memasyarakatkannya, namun proses dan cara yang salah dalam
berkomunikasi justru akan disambut dengan apatisme masyarakat. Dalam
situasi masyarakat yang sedang belajar berdemokrasi, komunikasi politik yang
transparan, partisipasi, dan akuntabilitas kebijakan publik menjadi sangat
penting. Ini artinya, bahwa good governance menemukan relevansinya.
Pengertian Good Governance
Terminologi Good Governance (GG) dalarn bahasa dan pemahaman
masyarakat termasuk disebagian elite politik, sering rancu. Setidaknya ada tiga
terminologi yang sering rancu yaitu Good Governance (tata pemerintahan
yang balk), Good Goverment (Pemerintahan yang balk), dan clean governance
(pernerintahan yang bersih).
Good Governance menurut Bank Dunia (World Bank) adalah cara
kekuasaan digunakan dalam mengelola berbagai sumberdaya sosial dan ekonomi
untuk pengembangan masyarakat (The way state power is used in managing
economic and social resources for development of society).
Good Governance sinonim dengan penyelernggaraan manajemen pembangunan
yang (5 Prinsip) :
· solid & bertanggung jawab yang sejalan dg demokrasi & pasar yang efisien;
· menghindari salah alokasi & investasi yang terbatas;
· pencegahan korupsi balk secara politik maupun administratif;
· menjalankan disiplin anggaran;
· penciptaan kerangka politik & hukum bagi turnbuhnya aktivitas
kewiraswastaan.
3
Menurut UNDP, Good Governance dimaknai sebagal Praktek penerapan
kewenangan pengelolaan berbagai urusan.
penyelelenggaraan negara secara politik, ekonomi, dan administratif di
semua tingkatan
Dalam konsep di atas, ada tiga Pilar Good Governance yang penting yaitu :
1) Economic governance (baca : kesejahteraan rakyat);
2) Political Governance (baca. proses pengambilan keputusan);
3) Administrative Governance (baca : tata laksana pelaksanaan kebijakan).
Dalam proses mernaknai peran kunci stakeholders (pemangku
kepentingan), mencakup 3 domain Good Governance, yaitu: 1) Pemerintah (peran :
menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif), 2) Sektor swasta (Peran :
menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan); 3) Masyarakat (peran:
mendorong interaksi sosiai, ekonomi, politik dan mengajak seluruh anggota
masyarakat berpartisipasi).
Dalam pelaksanaan Good Governance, mendasarkan 9 prinsip dasar, yang
disebut PRINSIP-PRINSIP GG UNDP yang telah dikembangkan di Indonesia,
yaitu : Participation, rule of law, transperancy, responsiveness, consensus
orientation, equity, effectiveness & efficiency, accountability, dan strategic Vision.
GG ala Indonesia
Good Govanance, bila kita kupas : "Good" rnaknanya adalah nilai2 yg
menjunjung tinggi kehendak rakyat dan meningkatkan kemampuannya dim
pencapaian tujuanserta berdayaguna & berhasilguna dalam pelaksanaan
tugasnya utk mencapai tujuan tersebut. "Governance" maknanya pemerintahan
berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan nasional yang
telah digariskan, dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945.
Apa nilai-nilai dasar yang ada di Indonesia? Musyawarah mufakat,
menjunjung moralitas, tersikap terbuka, tanggap, menjaga persatuan, berkeadilan
social, bergotong-royong, bertanggung jawab, dan berkeinginan luhur.
Kesembilan nilai ini apabila kota kaitkan dengan 9 prinsip dasar tidak akan
i
secara mendasar berbeda.
Misalnya, transparansi (sudah terkandung dalam musyawarahmufakat),
akuntabilitas (sudah terkandung dalam nilai bertanggung jawab) dst.
Orientasi ideal GG diarahkan pada pencapaian tujuan nasional dan
pemerintahan yang berfungsi ideal apabila melakukan upaya mencapai tujuan
nasional secara efektif dan efisien. Tujuan Nasional (Alinea IV Pembukaan UUD
45).
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum;
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dengan demikian maka GG ala Indonesia, didifinisikan sebagai praktek
penyeleriggaraan pemerintahan yang demokratis dan berkemampuan mengelola
berbagai sumberdaya yang bersifat sosial dan ekonorni dengan balk untuk
kepentingan sebesarbesarnya rakyat Indonesia berdasarkan azas
musyawarah dan mufakat. Sedangkan wujudnya di Indonesia berupa
Penyelenggaraan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa, efisien dan
efektif, tanggap dan bertanggungjawab, bertindak dan berpihak pada kepentingan
rakyat, serta mampu menjaga keselarasan hubungan kemitraan melalui proses
interaksi yang dinamis dan konstruktif antara pemerintah , rakyat, dan berbagai
kelompok kepentingan di dalam tata kehidupan masyarakat Indonesia berdasarkan
Pancasila.
Kemasan wujud good governance dalam paradigma dalam negeri, terefleksi
dari penekanan pokok-pokok kebijakan yang mencakup empat bidang, yaitu :
1) Politik : memposisikan pemerintah sebagai fasilitator, mendorong dialogis
yang interaktif, dan dorongan untuk berkembangnya lembaga politik dan
tradisi;
2) Pemerintahan dalam negeri : pengakuan kewenangan daerah (kecuali
yang dipusatkan), pemisahaan executive dan legislative daerah, serta
mengawal berkembangnya dinamika NKRI;
5
3) Partisipasi masyarakat: mendorong prakarsa local terus berkembang
dan mendorong peranan maksimal lembaga kemasyarakatan;
4) Pembangunan Daerah : memberikan tekanan orientasi regional/local,
menjawab masalah kunci daerah/wilayah, dan memperkuat kerja sama
wilayah/antar daerah.
Kontekstual Kepemimpinan Nasioanal
Untuk mencapai cita-cita nasional (Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur, sebagaimana dalam Aline II Pembukaan UUD
1945) dan Tujuan Nasional sebagaimana dalam Alinea IV Pembukaan UUC
1945, diperlukan STRATEGI NASIONAL.
Strategi Nasional ini harus disusun dengan memperhatikan dinamika
Iingkungan strategis (internal dan eksternal) dan sesuai dengan paradigma
baru yang berkembang. Proses bagaimana strategi nasional dapat mencapai
cita-cita dan tujuan nasional masih tergantung pada berbagi factor, yang terpenting
adalah kepemimpinan nasional dan spirit paradigma kepemimpinannya. Contoh
spirit, saat ini, yang berkembang di Indonesia dalam pembangunan adalah
paradigma baru dengan tiga spirit yang dikandungnya yaitu : otonomi daerah,
good overnance, dan pemberdayaan masyarakat. Seluruh kebijakan pemerintah
dalam pembangunan nasional akan diwarnai dengan spirit ini dalam berbagai
bentuknya.
Secara konseptual, bagaimana GG menuju cita-cita nasional pada
akhirnya akan tergantung pada bagaimana kepemimpinan yang efektif dan
manajemen yang efisien, mendasarkan diri pada prinsipprinsip GG dalam
dinamika tantangan dan perkembangan yang dihadapi.
PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE
i
Governance adalah tata pemerintahan, penyelenggaraan negara, atau
pengelolaan (management) à bahwa kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki
atau menjadi urusan pemerintah.
Kata Governance memiliki unsur kata kerja yaitu governing yang berarti
bahwa fungsi oleh pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta dan warga
negara) à perlu seimbang/setara dan multi arah (partisipatif). Governanve without
government berarti bahwa pemerintah tidak selalu diwarnai dengan lembaga, tetapi
termasuk dalam makna proses pemerintah.
Good Governance à tata pemerintahan yang baik dan atau menjalankan
fungsi pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (struktur, fungsi, manusia,
struktur, aturan dll).
Clean Government àpemerintah yang bersih dan berwibawa.
`Good Corporate à tata pengelolaan perusahaan yang baik dan bersih.
KONSEP GOOD GOVERNANCE
Perspektif governance mengimplementasikan terjadinya pengurangan peran
pemerintah, sebagai institusi tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Pertanyaan
bagaimana negara (pemerintah) menempatkan diri dan bersikap ketika berlangsung
proses governing dalam konteks governance ? Atau bagaimana pemerintah
berperan dalam memngelola negara atau publik ? Setidaknya terdapat enam
prinsip yang ditawarkan yang dapat dijadikan acuan untuk menjawab pertanyaan
ini, yaitu :
7
a. Dalam kolaborasi yang dibangun, negara ( baca : pemerintah) tetap
bermain sebagai figur kunci namun tidak mendominasi, yang memiliki
kapasitas untuk mengkoordinasi (bukan memobilisasi) aktor-aktor pada
institusi-lnstitusi semi dan non-pemerintah, untuk mencapai tujuan-tujuan
politik.
b. Kekuasaan yang dimiliki negara harus ditransformasikan, dari yang
semula dipahami sebagai "kekuasaan atas" menjadi "kekuasaan untuk"
menyelenggarakan kepentingan, memenuhi kebutuhan, clan menyelesaikan
masalah publik.
c. Negara, NGO, swasta, dan inasyarakat lokal nlerupakan aktor-aktor
yang memiliki posisi dan peran yang saling menyeimbangkan - untuk tidak
menyebut setara.
d. Negara harus mampu mendesain ulang struktur dan kultur organisasinya
agar siap dan mampu menjadi katalisator bagi institusi lainya untuk menjalin
sebuah kemitraan yang kokoh, otonom, dan dinamis.
e. Negara harus melibatkan semua pilar masyarakat dalam prosos
kebijakan mulai dari formmulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan, serta
pemberian layanan politik.
f. Negara harus mampu meningkatkan kualitas responsivitas,
adaptasi, dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan kepentingan,
pemenuhan kebutuhan, dan penyelesaian masalah publik.
Menurut UNDP (United Nation Development Program), good governance
memiliki delapan prinsip sebagai berikut:
a. Partisipasi
b. Transparansi
c. Akuntabel
d. Efektif dan efisiensi
e. Kepastian hukum
f. Responsif
g. Konsensus
h. Setara clan inklusif
i
Ada pula yang menyebutkan sepuluh prinsip, mirip dengan daflar di alas,
yalmi :
a. Partisipasi : warga memiliki hak (clan mempergunakannya) untuk
menyampaikan pendapat, bersuara dalain proses petumusan hebijakan
publik, balk secara langsung maupun tidak langsung.
b. Penegakan hukum: hukum diberlakukan bagi siapapun tanpa
pengecualian, hak asasi manusia dilindungi, sambil tetap dipertahankannya
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
c. Transparansi: penyediaan inforinasi tentang pemerintali(an) bagi
publik dan dijaminnya kemudahan di dalam memperolch informasi yang
akurat clan memadai.
d. Kesetaraan: adanya peluang yang lama bagi setiap anggota
masyarakat untuk beraktivitasiberusaha.
e. Daya tanggap : pekanya para pengclola instansi publik terhadap aspirasi
masyarakat.
f. Wawasan ke depan: pengelolaan masyarakat hendaknya dimulai
dengan visi, misi, dan strategi yang jelas.
g. Akuntabilitas: laporan para penentu kebijakan kepada para warga.
h. Pengawasan publik: terlibatnya warga dalam mengontrol kegiatat
pemerintah, termasuk parlemen.
i. Efektivitas clan efisiensi : terselenggaranya Icegiatan instansi publik
dengan menggunakan cumber daya yang tersedia secara optimal clan
bertanggnung jawab. Indikatornya antara lain : pelayanan mudah, cepat,
tepat, dan murah.
9
Profesionalisme : tingginya kemampuan clan moral para pegawai
pernerintah, termasuk parlemen.
C. Kondisi Good Governance di Indonesia
Laporan Global Competitiveness Report yang dipullikasikan oleh World
Economic Forrmr (WFF) yang nienganalisis daya saing ekonomi dengan dua
pendekatan, yakni pendekatan peilumbuhan ekonomi (OCI) dan pendekatan mikro
ekonomi (MCI) rnenunjukkan baltwa peringkat daya saing perekonomian Indonesia
(Growth Competitiveness Index/M) merosot lagi clari urutan ke-64 di tahun lalu
(2001) ke urutan 67 (dari 80 negara) di tahun ini, clan daya saing mikroekonomi
(Microeconomic Competitiveness hndex/MCI) turun sembilan tingkat, dari urutan ke-
55 menjadi ke-63.
Sebelumnya sebuah suivei yang dilaporkan pada bulan Juni tahun 2001,
yang dilakukan olch Political and Economic Risk Consultancy (PERC),
menempatkan Indonesia dalam kelompok dengan resilco polilik clan ekonomi
terburuk di antara 12 negara Asia bersama Cina clan Vietnam.
Dilihat dari kebutuhan dunia akan usaha akan kepercayaan investor yang
menuntut adanya corporate governance berdasarkan prinsip-prinsip dan praktek
yang direrima secara internasional (International Best Practice) maka terbentuknya
Komite Nasional mengenal Kebijakan corporate governance National Commite on
Corporate Fovernance (NCCG) di bulan lgustus tahun 1999 merupakan suatu
tonggak penting dalam sejarah perkembangan GG di Indonesia.
Selanjutnya seorang pengamat mencoba mengkaji kadar penyelenggaraan
pemerintahan yang baik di Indonesia, beliau menyimpulkan bahwa ada beberapa
pertanyaan yang perlu diperhatikan, apabila Indonesia akan menciptakan
pemerintahan yang baik, antara lain :
· Bagaimana relasi antara pemerintah dan rakyat.
· Bagaimana kultur pelayanan publik
· Bagaimana praktik KKN
· Bagalinana kuantitas dan kualitas konflik antara level pemerintah
i
· Bagainlana kondisi tersebut c11 propinst'kabupatcn kota.
Dari kajian yang dilaksanakan maka diternukan ciri pemerintahan yang buruk, tidak
efisien dan tidak efektif, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Relasi antara pemerintah dan rakyat berpola serba negara
2. Kultur Pemerintah sebagai tuan dan bukan pelayan
3. Patologi pemerintah dan kecenderungan KKN
4. Kecenderungan lahirnya etno politik yang kuat
5. Konflik kepentingan antar pemerintah.
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Tata pemerintahan yang baik (good governance) adalah suatu kesepakatan
menyangkut pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah,
masyarakat madani dan sektor swasta. Untuk mewujudkan tata pemerintahan
yang baik perlu dibangun dialog antara pelaku-pelaku penting dalam negara, agar
semua pihak merasa memiliki tata pengaturan tersebut. Tanpa kesepakatan
yang dilahirkan dari dialog ini kesejahteraan tidak akan tercapai karena aspirasi
politik maupun ekonomi rakyat tersumbat.
Tata pemerintahan yang baik bukanlah suatu hal yang baru. labi Muhammad
S.A.W telah mempraktekkan tata pemerintahan semacam ini di Madinah. Di
berbagai pelosok Musantara seperti di Sumatra Barat, Bali, dan banyak daerah
lainnya masyarakat tradisional telah menerapkan tata pemerintahan yang
baik. Konsep yang kini dikemas dalam kata-kata modern ini semenjak dulu
sesungguhnya telah dijalankan di tingkat desa di hampir semua daerah di Indonesia.
Menurut Dokumen Keijakan UNDP :
Tata pemerintahan adalah pengunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi
guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan
mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga di mana warga dan
kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan
hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara
mereka.
Sumber:
Tata Pemerintahan menunjang Pembangunan Manusia Berkelanjutan, Januari 1997 –
Dokumen Kebijakan UNDP.
11
CIRI TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK
1. Mengikutsertakan semua
2. Transparan dan bertanggung jawab
3. Efektif dan adil
4. Menjamin adanya supermasi hukum
5. Menjamin bahwa prioritas-prioritas politik, sosial dan ekonomi didasarkan
pada konsensus masyarakat
6. Memperhatikan kepentingan mereka yang paling miskin dan lemah dalam
proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi sumber daya pembangunan.
UFISUR-UNSUR TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK
1. PARTISIPASI
Semua pria dan wanita mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, balk secara
langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili
kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara konstruktif.
2. SUPREMA5I HUKUM
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, terutama
hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
3. TRANSPARAN51
Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintahan, lembagalembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihakpihak
yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat
dimengerti dan dipantau.
4. CEPAT TANGGAP
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani
semua pihak yang berkepentingan.
5. MEMBANGUN KONSENSUS
Tata pemerintahan yang balk menjembatani kepentingankepentingan yang
berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang
terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus
dalam hal kebijakankebijakan dan prosedur-prosedur.
6. KESETARAAN
Semua pria dan wanita mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
i
7. EFEKTIF DAN EFI5IEN
Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai
kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya
yang ada seoptimal mungkin.
8. BERTANGGUNG JAWAB
Para pengambil keputusan di pemerintahan, sektor swasta dan organisasiorganisasi
masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun
kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban
tersebut berbeda satu dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang
bersangkutan dan dari apakah bagi organisasi itu keputusan tersebut bersifat
ke dalam atau ke luar.
9. VISI STRATEGIS
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan
atas tata pemerintahan yang balk dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan
apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu
mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya
dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
Erna Witular
Ketua Dewan Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan
1. Apa artinya tata pemerintahan ?
Tata pemerintahan mempunyai makna yang jauh lebih luas dari
pemerintahan. Tata pemerintahan menyangkut cara-cara yang disetujui bersama
dalam mengatur pemerintahan dan kesepakatan yang dicapai antara individu,
masyarakat madani, lembaga-lembaga masyarakat, dan pihak swasta. Ada dua hal
penting dalam hubungan ini :
a. Semua pelaku harus saling tahu apa yang dilakukan oleh pelaku
lainnya.
b. Adanya dialog agar para pelaku saling memahami perbedaanperbedaan
di antara mereka melalui proses di atas diharapkan akan tumbuh
konsensus dan sinergi di dalam masyarakat. Perbedaan yang ada justru
menjadi salah satu warna dari berbagai warna yang ada dalam tata
13
pengaturan tersebut.
2. Apa ukuran tata pemerintahan yang baik ?
Salah satu ukurannya adalah tercapainya suatu pengaturan yang dapat
diterima sektor publik, sektor swasta dan masyarakat madani.
a. Pengaturan di dalam sektor publik antara lain menyangkut
keseimbangan kekuasaan antara badan eksekutif (presiden), legislatif (DPR
dan MPR), dan yudikatif (pengadilan). Pembagian kekuasaan ini juga
berlaku antara pemerintah pusat dan daerah.
b. Sektor swasta mengelola pasar berdasarkan kesepakatan bersama,
termasuk mengatur perusahaan dalam negeri besar maupun kecil,
perusahaan multinasional, koperasi dan sebagainya.
c. Masyarakat madani mencapai kesepakatan bersama guna mengatur
kelompok-kelompok yang berbeda seperti kelompok agama, kelompok olah
raga, kelompok kesenian, dan sebagainya.
3. Bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam tata pemerintahan yang baik ?
a. Pertama, dengan mengawasi sektor publik dan sektor publik dan
sektor swasta, dan juga memberikan masukan-masukan yang konstruktif
pada pemerintah dan sektor swasta demi berlangsungnya pelayanan yang
baik bagi masyarakat luas.
b. Kedua, terlibat langsung dalam proses-proses pembangunan yang
menyangkut diri sendiri dan masyarakat. Warga masyarakat misalkan saja
dapat membentuk paguyuban-paguyuban lokal atau bergabung dengan
LSM-LSM yang ikut ambil bagian aktif dalam pembangunan di daerah
setempat.


Recent Posts